I.
Pendahuluan
A. Pentingnya Manajemen Kelas
Pengelolaan kelas diperlukan
karena dari hari ke hari bahkan dari waktu ke waktu tingkah laku dan perbuatan
siswa selalu berubah. Hari ini siswa dapat belajar dengan baik dan tenang,
tetapi besok belum tentu. Kemarin terjadi persaingan yang sehat dalam kelompok,
sebaliknya dimasa mendatang boleh jadi persaingan itu kurang sehat. Kelas
selalu dinamis dalam bentuk perilaku, perbuatan, sikap, mental, dan emosional
siswa.
B. Pengertian Manajemen Kelas
“Manajemen kelas merupakan keterampilan guru untuk
menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan mengendalikannya jika terjadi
gangguan dalam pembelajaran” (Mulyasa 2006:91). Nawawi (Djamarah 2006:177)
”Manajemen atau pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai kemampuan guru dalam
mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya
pada setiap personal untuk melakukan kegitan-kegiatan yang kreatif dan terarah
”. Dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan manajemen kelas adalah usaha sadar untuk
merencanakan, mengorganisasikan, mengaktualisasikan, serta melaksanakan
pengawasan atau supervise terhadap program dan kegiatan yang ada di kelas
sehingga proses belajar mengajar berlangsung secara sistematis, efektif dan
efisien, sehingga potensi peserta didik mampu dioptimalkan.
C. Tujuan ,Prinsip dan Pendekatan Manajemen Kelas
Tujuan manajemen kelas
Ketercapaian tujuan manajemen kelas dapat
dideteksi atau dilihat dari:
1.
Anak-anak memberikan respon yang setimpal
terhadap perlakukan yang sopan dan penuh perhatian dari orang dewasa. Artinya
bahwa perilaku yang diperhatikan peserta didik seberapa tinggi, seberapa baik
dan seberapa besar tehadap pola perilaku yang diperlihatkan guru kepadanya di
dalam kelas.
2.
Mereka akan bekerja dengan rajin dan penuh
konsentrasi dalam melakukan tugas-tugas yang sesuai dengan kemampuannya.
Perilaku yang diperlihatkan guru kepada kinerja dan pola perilaku orang dewasa
dalam nilai dan normal balikannya akan berupa peniruan dan percontohan oleh
peserta didik baik atau buruknya amat bergantung kepada bagaimana perilaku itu
direnakan.
Prinsip Manajemen Kelas
Djamarah (2006:185) menyebutkan “Dalam rangka memperkecil
masalah gangguan dalam pengelolaan kelas dapat dipergunakan prinsip-prinsip pengelolaan
kelas sebagai berikut.
1). Hangat dan Antusias.
2). Tantangan.
3). Bervariasi.
4). Keluwesan..
5). Penekanan pada Hal-Hal yang Positif.
6). Penanaman Disiplin
Diri.
1). Pendekatan
Kekuasaan. Pendekatan kekuasaan dalam manajemen kelas dapat dipahami sebagai
suatu proses untuk mengontrol tingkah laku peserta didik di dalam kelas.
2). Pendekatan
Ancaman. Pendekatan ancaman di dalam kelas dapat diimplementasikan melalui
papan larangan, sindiran saat belajar, dan paksaaan kepada peserta didik yang
membantah, yang semuanya ditujukan agar peserta didik mengikuti apa yang
diinstruksikan oleh guru.
3). Pendekatan
Kebebasan. Pendekatan kebebasan dalam manajemen kelas dipahami sebagai suatu
proses untuk membantu peserta didik agar merasa memiiiki kebebasan untuk
mengerjakan sesuatu sesuai dengan apa yang ia pahami dan ia inginkan, tanpa
dibatasi oleh waktu dan tempat.
4). Pendekatan Resep.
Pendekatan ini dilakukan dengan memberi satu daftar yang dapat menggambarkan
apa yang harus dan apay yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam mereaksi
semua masalah atau situasi yang terjadi di dalam kelas
5). Pendekatan
Pengajaran. Pendekatan ini didasrakan atas suatu anggapan bahwa pengajaran yang
baik akan mampu mencegah munculnya salah yang disebabkan oleh peserta didik di
dalam kelas.
6). Pendekatan Perubahan
Tingkah Laku. Pendekatan ini diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah
tingkah laku peserta didik di dalm kelas, baik itu tingkah laku yang positif
maupun negative.
7). Pendekatan
Sosio-Emosional. Pendekatan ini akan tercapai secara optimal apabila hubungan
antar pribadi yang baik berkembang di dalm kelas.
8). Pendekatan
Kerja Kelompok. Pendekatan ini memandang perna guru sebagai pencipta
terbentuknya kelompok belajar yang ada di kelas.
9). Pendekatan
Elektis atau Pluralistik. Pendekatan elektis (electic approach) ini menekankan
pada potensialitas, kreatifitas, dan inisiatif wali atau guru kelas dalam
memilih berbagai pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya.
10). Pendekatan
Teknologi dan Informasi. Pendekatan Teknologi dan Informasi dalam manajemen kelas
berasumsi bahwa pembelajaran tidak cukup hanya dengan kegiatan ceramah dan
transfer pengetahuan semata, bahwa pembelajaran yang modern perlu memanfaatkan
penggunaan teknologi dan informasi dalam kelas.
II.
Kelas yang Kondusif
bagi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
A. Pengertian
Kelas dan KBM
Kelas adalah suatu kelompok orang yang melakukan
kegiatan belajar bersama sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, dalam
kelas tersebut, guru berperan sebagai manajer utama daam merencanakan,
mengorganisasikan, mengaktualisasikan, dan melaksanakan pengawasan atau
supervissi kelas. Sedangkan kelas dalam perspektif pendidikan dapat dipahami
sebagai sekelompok peserta didik yang berada pada waktu yang sama, menerima
pelajaran yang sama, serta bersumber dari guru yang sama. Kegiatan belajar
mengajar adalah kegiatan guru dan murid yang harus mempunyai pola tertentu,
seperti dikemukakan J.J Hasibuan yang dikutip oleh Satyaswari (1998: 17)
berikut ini : Strategi belajar mengajar adalah pola umum perbuatan guru dan
murid didalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar. Pengertian strategi dalam
hal ini menunjuk pada karakteristik abstrak dari rentetan perbuatan guru murid
di dalam peristiwa belajar mengajar. Sedangkan rentetan perbuatan
guru murid dalam suatu peristiwa belajar mengajar aktual tertentu,
dinamakan prosedur intruksional
B. Latar Belakang Siswa dan Pengaruhnya terhadap
Kondisi Kelas
“Secara umum faktor yang mempengaruhi pengelolaan
kelas dibagi menjadi dua golongan yaitu, faktor intern dan faktor ekstern
siswa.” (Djamarah 2006:184). Faktor intern siswa berhubungan dengan masalah
emosi, pikiran, dan perilaku. Kepribadian siswa denga ciri-ciri khasnya
masing-masing menyebabkan siswa berbeda dari siswa lainnya sacara individual.
Perbedaan sacara individual ini dilihat dari segi aspek yaitu perbedaan biologis
intelektual dan psikologis. Faktor ekstern siswa terkait dengan masalah suasana
lingkungan belajar, penempatan siswa, pengelompokan siswa, jumlah siswa, dan
sebagainya. Masalah jumlah siswa di kelas akan mewarnai dinamika kelas. Semakin
banyak jumlah siswa di kelas, misalnya dua puluh orang ke atas akan cenderung
lebih mudah terjadi konflik. Sebaliknya semakin sedikit jumlah siswa di kelas
cenderung lebih kecil terjadi konflik.
C. Hubungan Harmonis Guru-Siswa dalam KBM
Mengajar pada dasarnya merupakan
proses komunikasi antara guru dengan siswa yang dilakukan secara sadar,
sistimatis dan terencana. Mengajar dilakukan secara sadar artinya bahwa proses
komunikasi itu dilakukan dengan sengaja yaitu dengan melakukan aktivitas :
1. Merumuskan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai dalam proses mengajar
2. Menyiapkan bahan pelajaran
yang disampaikan sesuai dengan tuntutan kurikulum
3. Memilih metode yang tepat
dalam menyampaikan bahan pelajaran
4. Memilih media pengajaran yang
sesuai dengan bahan pelajaran yang disampaikan
5. Menyusun evaluasi untuk
mengetahui keberhasilan siswa dalam belajar
D. Iklim Kelas Kondusif bagi KBM
Adapun strategi yang dapat
dilakukan oleh guru untuk menciptakan kondisi belajar yang kondusif adalah :
1. Memberikan pilihan bagi
peserta didik yang lambat maupun yang cepat dalam melakukan tugas pembelajaran.
2. Memberikan pembelajaran
remedial bagi para peserta didik yang kurang berprestasi, atau berprestasi
rendah.
3. Mengembangkan organisasi kelas
yang efektif, menarik, nyaman, dan aman bagi perkembangan potensi seluruh
peserta didik, serta pengelolaan kelas yang tepat, efektif dan efisien
4. Menciptakan kerja sama saling
menghargai, baik antar peserta didik maupun antara peserta didik dengan guru
dan pengelola pembelajaran lain.
5. Melibatkan peserta didik dalam
proses perencanaan belajar dan pembelajaran. Dalam hal ini guru harus mampu
memposisikan diri sebagai pembimbing dan manusia sumber.
6. Mengembangkan proses
pembelajaran sebagai tanggung jawab bersama antara peserta didik dan guru,
sehingga guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan sebagai sumber
belajar.
7. Mengembangkan sistem evaluasi
belajar dan pembelajaran yang menekankan pada evaluasi diri ( self evaluation
). Dalam hal ini guru sebagai fasilitator harus mampu membantu peserta didik
untuk menilai bagaimana mereka memperoleh kemajuan dalam proses belajar yang
dilaluinya.
III. Strategi
Guru dalam Penciptaan Manajemen Kelas
Efektif
Strategi menciptakan suasana kelas
yang efektif:
1. Membentuk dan menjaga relasi yang produktif dengan setiap siswa:
1. Membentuk dan menjaga relasi yang produktif dengan setiap siswa:
- Menyiapkan diri dengan baik untuk
performa di kelas
-Mendemonstrasikan bahwa guru
senang mengajar
- Mengkomunikasikan
ekspektasi-ekspektasi yang tinggi tetapi realistis untuk performa siswa
- Melibatkan siswa dalam membuat
keputusan dan mengevaluasi kerja siswa
2. Membangun atmosfer yang serius tetapi tidak menakutkan
3. Mengkomunikasikan pesan-pesan yang tepat mengenai pembelajaran
4. Memberi siswa perasaan kontrol
5. Meningkatkan rasa komunitas dan rasa memiliki
2. Membangun atmosfer yang serius tetapi tidak menakutkan
3. Mengkomunikasikan pesan-pesan yang tepat mengenai pembelajaran
4. Memberi siswa perasaan kontrol
5. Meningkatkan rasa komunitas dan rasa memiliki
Tidak ada komentar:
Posting Komentar