Minggu, 26 April 2015

Manajemen Kelas

I.       Pendahuluan
A.  Pentingnya Manajemen Kelas
Pengelolaan kelas diperlukan karena dari hari ke hari bahkan dari waktu ke waktu tingkah laku dan perbuatan siswa selalu berubah. Hari ini siswa dapat belajar dengan baik dan tenang, tetapi besok belum tentu. Kemarin terjadi persaingan yang sehat dalam kelompok, sebaliknya dimasa mendatang boleh jadi persaingan itu kurang sehat. Kelas selalu dinamis dalam bentuk perilaku, perbuatan, sikap, mental, dan emosional siswa.
B.  Pengertian Manajemen Kelas
“Manajemen  kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran” (Mulyasa 2006:91). Nawawi (Djamarah 2006:177) ”Manajemen atau pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai kemampuan guru dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegitan-kegiatan yang kreatif dan terarah ”. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan manajemen kelas adalah usaha sadar untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengaktualisasikan, serta melaksanakan pengawasan atau supervise terhadap program dan kegiatan yang ada di kelas sehingga proses belajar mengajar berlangsung secara sistematis, efektif dan efisien, sehingga potensi peserta didik mampu dioptimalkan.
C.  Tujuan ,Prinsip dan Pendekatan  Manajemen Kelas
Tujuan manajemen kelas
Ketercapaian tujuan manajemen kelas dapat dideteksi atau dilihat dari:
1.     Anak-anak memberikan respon yang setimpal terhadap perlakukan yang sopan dan penuh perhatian dari orang dewasa. Artinya bahwa perilaku yang diperhatikan peserta didik seberapa tinggi, seberapa baik dan seberapa besar tehadap pola perilaku yang diperlihatkan guru kepadanya di dalam kelas.
2.    Mereka akan bekerja dengan rajin dan penuh konsentrasi dalam melakukan tugas-tugas yang sesuai dengan kemampuannya. Perilaku yang diperlihatkan guru kepada kinerja dan pola perilaku orang dewasa dalam nilai dan normal balikannya akan berupa peniruan dan percontohan oleh peserta didik baik atau buruknya amat bergantung kepada bagaimana perilaku itu direnakan.
Prinsip Manajemen Kelas
Djamarah (2006:185) menyebutkan “Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas dapat dipergunakan prinsip-prinsip pengelolaan kelas sebagai berikut.
1).  Hangat dan Antusias.
 2).  Tantangan.
3).  Bervariasi.
4). Keluwesan..
5).  Penekanan pada Hal-Hal yang Positif.
 6). Penanaman Disiplin Diri.
1). Pendekatan Kekuasaan. Pendekatan kekuasaan dalam manajemen kelas dapat dipahami sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku peserta didik di dalam kelas.
2). Pendekatan Ancaman. Pendekatan ancaman di dalam kelas dapat diimplementasikan melalui papan larangan, sindiran saat belajar, dan paksaaan kepada peserta didik yang membantah, yang semuanya ditujukan agar peserta didik mengikuti apa yang diinstruksikan oleh guru.
3). Pendekatan Kebebasan. Pendekatan kebebasan dalam manajemen kelas dipahami sebagai suatu proses untuk membantu peserta didik agar merasa memiiiki kebebasan untuk mengerjakan sesuatu sesuai dengan apa yang ia pahami dan ia inginkan, tanpa dibatasi oleh waktu dan tempat.
4). Pendekatan Resep. Pendekatan ini dilakukan dengan memberi satu daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apay yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di dalam kelas
5). Pendekatan Pengajaran. Pendekatan ini didasrakan atas suatu anggapan bahwa pengajaran yang baik akan mampu mencegah munculnya salah yang disebabkan oleh peserta didik di dalam kelas.
6). Pendekatan Perubahan Tingkah Laku. Pendekatan ini diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah tingkah laku peserta didik di dalm kelas, baik itu tingkah laku yang positif maupun negative.
7). Pendekatan Sosio-Emosional. Pendekatan ini akan tercapai secara optimal apabila hubungan antar pribadi yang baik berkembang di dalm kelas.
8). Pendekatan Kerja Kelompok. Pendekatan ini memandang perna guru sebagai pencipta terbentuknya kelompok belajar yang ada di kelas.
9). Pendekatan Elektis atau Pluralistik. Pendekatan elektis (electic approach) ini menekankan pada potensialitas, kreatifitas, dan inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya.
10). Pendekatan Teknologi dan Informasi. Pendekatan Teknologi dan Informasi dalam manajemen kelas berasumsi bahwa pembelajaran tidak cukup hanya dengan kegiatan ceramah dan transfer pengetahuan semata, bahwa pembelajaran yang modern perlu memanfaatkan penggunaan teknologi dan informasi dalam kelas.

II.     Kelas yang Kondusif  bagi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
A.      Pengertian Kelas dan KBM
Kelas adalah suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, dalam kelas tersebut, guru berperan sebagai manajer utama daam merencanakan, mengorganisasikan, mengaktualisasikan, dan melaksanakan pengawasan atau supervissi kelas. Sedangkan kelas dalam perspektif pendidikan dapat dipahami sebagai sekelompok peserta didik yang berada pada waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama, serta bersumber dari guru yang sama. Kegiatan belajar mengajar adalah kegiatan guru dan murid yang harus mempunyai pola tertentu, seperti dikemukakan J.J Hasibuan yang dikutip oleh Satyaswari (1998: 17) berikut ini : Strategi belajar mengajar adalah pola umum perbuatan guru dan murid didalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar. Pengertian strategi dalam hal ini menunjuk pada karakteristik abstrak dari rentetan perbuatan guru murid di dalam  peristiwa belajar mengajar. Sedangkan rentetan perbuatan guru murid dalam  suatu peristiwa belajar mengajar aktual tertentu, dinamakan prosedur intruksional 
B.      Latar Belakang Siswa dan Pengaruhnya terhadap Kondisi Kelas
“Secara umum faktor yang mempengaruhi pengelolaan kelas dibagi menjadi dua golongan yaitu, faktor intern dan faktor ekstern siswa.” (Djamarah 2006:184). Faktor intern siswa berhubungan dengan masalah emosi, pikiran, dan perilaku. Kepribadian siswa denga ciri-ciri khasnya masing-masing menyebabkan siswa berbeda dari siswa lainnya sacara individual. Perbedaan sacara individual ini dilihat dari segi aspek yaitu perbedaan biologis intelektual dan psikologis. Faktor ekstern siswa terkait dengan masalah suasana lingkungan belajar, penempatan siswa, pengelompokan siswa, jumlah siswa, dan sebagainya. Masalah jumlah siswa di kelas akan mewarnai dinamika kelas. Semakin banyak jumlah siswa di kelas, misalnya dua puluh orang ke atas akan cenderung lebih mudah terjadi konflik. Sebaliknya semakin sedikit jumlah siswa di kelas cenderung lebih kecil terjadi konflik.
C.      Hubungan Harmonis Guru-Siswa dalam KBM
Mengajar pada dasarnya merupakan proses komunikasi antara guru dengan siswa yang dilakukan secara sadar, sistimatis dan terencana. Mengajar dilakukan secara sadar artinya bahwa proses komunikasi itu dilakukan dengan sengaja yaitu dengan melakukan aktivitas :
1. Merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam proses mengajar
2. Menyiapkan bahan pelajaran yang disampaikan sesuai dengan tuntutan kurikulum
3. Memilih metode yang tepat dalam menyampaikan bahan pelajaran
4. Memilih media pengajaran yang sesuai dengan bahan pelajaran yang disampaikan
5. Menyusun evaluasi untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam belajar
D.      Iklim Kelas Kondusif bagi KBM
Adapun strategi yang dapat dilakukan oleh guru untuk menciptakan kondisi belajar yang kondusif adalah :
1. Memberikan pilihan bagi peserta didik yang lambat maupun yang cepat dalam melakukan tugas pembelajaran.
2. Memberikan pembelajaran remedial bagi para peserta didik yang kurang berprestasi, atau berprestasi rendah.
3. Mengembangkan organisasi kelas yang efektif, menarik, nyaman, dan aman bagi perkembangan potensi seluruh peserta didik, serta pengelolaan kelas yang tepat, efektif dan efisien
4. Menciptakan kerja sama saling menghargai, baik antar peserta didik maupun antara peserta didik dengan guru dan pengelola pembelajaran lain.
5. Melibatkan peserta didik dalam proses perencanaan belajar dan pembelajaran. Dalam hal ini guru harus mampu memposisikan diri sebagai pembimbing dan manusia sumber.
6. Mengembangkan proses pembelajaran sebagai tanggung jawab bersama antara peserta didik dan guru, sehingga guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan sebagai sumber belajar.
7. Mengembangkan sistem evaluasi belajar dan pembelajaran yang menekankan pada evaluasi diri ( self evaluation ). Dalam hal ini guru sebagai fasilitator harus mampu membantu peserta didik untuk menilai bagaimana mereka memperoleh kemajuan dalam proses belajar yang dilaluinya.
III.   Strategi Guru  dalam Penciptaan Manajemen Kelas Efektif

Strategi menciptakan suasana kelas yang efektif:
1. Membentuk dan menjaga relasi yang produktif dengan setiap siswa:
- Menyiapkan diri dengan baik untuk performa di kelas
-Mendemonstrasikan bahwa guru senang mengajar
- Mengkomunikasikan ekspektasi-ekspektasi yang tinggi tetapi realistis untuk performa siswa
- Melibatkan siswa dalam membuat keputusan dan mengevaluasi kerja siswa
2. Membangun atmosfer yang serius tetapi tidak menakutkan
3. Mengkomunikasikan pesan-pesan yang tepat mengenai pembelajaran
4. Memberi siswa perasaan kontrol
5. Meningkatkan rasa komunitas dan rasa memiliki






Tidak ada komentar:

Posting Komentar