Minggu, 26 April 2015

Teknologi Pendidikan

I.   PENDAHULUAN

Latar Belakang
Penggunaan alat batu sangat membantu aktivitas proses belajar mengajar di kelas terutama peningkatan prestasi belajar siswa/mahasiswa. Kadang-kadang dosen/gru ingin memilih beban seminimal mungkin dalam pelaksanaan tugas mengajr, ini terbukti, penggunaan metode ceramah monoton paling popular dikalangan dosen/guru. Keterbatasan media teknologi pendidikan di satu pihak dan lemahnya kemampuan dosen/guru menciptakan media tersebut di sisi lain memnuat penerapan metode ceramah makin menjamur. Kondisi ini jauh dari menguntungkan. Terbatasnya alat-alat teknologi pendidikan yang dipakai di kelas diduga merupakan salh satu sebab lemahnya mutu studi mahasiswa atau pelajar atau masyarakat pada umumnya.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, teknologi komunikasi mengalami kemajuan yang sangat pesat untuk selanjutnya berpengaruh pada pola komunikasi di masyarakat. Tuntutan masyarakat yang makin besar terhadap pendidikan serta kemjuan ilmu pengetahuan dan teknologi, membuat pendidikan tidak mungkin lagi dikelola hanya dengan melalui pola tradisional, di samping cara ini tidak sesuai lagi dengan kebutuhan dan tuntuta masyarakat.
Revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan masyarakat, pemahaman car belajar anak, kemajuan media komunikasi dan lain sebagainya member arti tersendiri bagi kegiatan pendidikan dan tuntutan ini pulalah yang membuat kebijaksanaan untuk memanfaat kan media teknologi dan pendekatan teknologis dalan pengelolaan pendidikan.
Media teknologi pendidikan dianggap dapat member arti yang lebih besar dalam pencapaian tujuan pendidikan yang efektif dan efisien akan diwujudkan. Permasalahannya sekarang, grur adalah guru dan teknologi pendidikan adalah teknologi pendidikan, yang pada tulisan ini dikatakan sebagai sumber pelengkap.


II.   PEMBAHASAN


1.     Teknologi pendidikan
Teknologi pendidikan bukan semacam audiovisual aids atau alat-alat semacam computer, radio, kaset, dan sebagainya. Teknologi pendidikan menyangkut berbagai hal perencanaan, implementasi, dan reinovasi belajar, yaitu perencanaan desain kurikulum untuk alat belajar, perencanaan evaluasi kurikulum sebagai alat untuk menilai tujuan dan program pengajaran,perencanaan analisis pengalaman-pengalaman,  implementasi program dan reinovasi belajar dalam situasi yang nyata. Karena teknologi pendidikan menyangkut segi teoritis dan praktis, maka teknologi pendidikan bersifat rasional, mempergunakan problem solving approach terhadap pendidikan, skeptic dan sistematis dalam cara berfikir tentang belajar-mengajar.
Istilah teknologi pendidikan (educational technology)  atau teknologi pengajaran (instructional technology) secara umum dapat diartikan sebagai peranan teknologi, khususnya teknologi komunikasi, untuk kegiatan pendidikan atau pengajaran. Yang paling penting disini adalah proses integrasi antara manusia, ide, organisasi dan peralatan. Berdasarkan asumsi terakhir ini, teknologi pendidikan dapat pula diartikan sebagai pendekatan yang logis, sistematis dan ilmiah dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran.
Dengan demikian, secara umum teknologi pendidikan diartikan sebagai media yang lahir dari evolusi teknologi komunikasi yang dapat digunakan untuk tujuan-tujuan pengajaran di samping guru, bukuu dan papan tulis.
Pemanfaatan teknologi komunikasi untuk kegiatan pendidikan, teknologi pendidikan serta  media pendidikan perlu dalam rangka kegiatan belajar mengajar. Karena dengan pendekatan ilmiah, sistematis dan rasional, sebagaimana dituntut oleh teknologi pendidikan ini pulalah, tujuan pendidikan yang efektif dan efisien akan tercapai. Karenanya, dalam rangka penyelenggaraan pendidikan yang efektif dan efiesien dituntut kajian (analysis) yang sistematis, ilmiah dan rasional seperti yang dikehendaki oleh teknolpgi pendidikan (educational technology) dan media pendidikan (educational media ) merupakan kebutuhan mendesak, lebih-lebih di masa datang.
Upaya yang dilakukan dalam rangka memenuhi tuntutan itu adalah dengan jalan memanfaatkan teknologi pendidiakan atau mengelola pendidikan, khususnya proses beljar melalui pendekatan teknologis. Teknologi pendidikan mempunyai karakteristik tertentu yang sangat relevan bagi kepentingan pendidikan. Teknologi pendidikan memungkinkan adanya penyebaran informasi secara luas, merata, cepat, seragam dan integrasi, sehingga dengan demikian pesan dapat disampaikan sesuai dengan isi yang dimaksud, teknologi pendidikan dapat menyajikan ,ateri secara logis, ilmiah dan sistematis serta mampu melengkapi, menunjang memperjelas konsep-konsep, prinsip-prinsip atau proposisi ,ateri pelajaran, teknologi pendidikan menjadi partner guru falam rangka mewujudkan proses belajar mengajar yang efektif, efisien dan produktif sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan anak didik, teknologi pendidikan dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar, dapat menyajikan materi secara lebih menarik, lebih-lebih jika disertai dengan kemampuan memenfaatkannya.

2.    Media pendidikan
Media pendidikan merupalkan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik. Teknologi pendidikan sebagai bagian integral dari kegiatan pendidikan memerlukan upaya manusia ( guru dan tenaga kependidikan atau sekelompok professional lainnya ) yang bersifat menyeluruh.
Upaya pendidikan diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang bermutu secara kuantufikatif, ini bukanlah aktivitas sederhana. Salh satu upaya yang mungkin dilakukan adalah dengan jalan memanfaatkan teknologi pendidikan dalam rangka efektivitas dan efisiensi manajemen pendidikan. Commission on Instructional Technology (1972) mengidentifikasi beberapa keuntungan pemanfaatan teknologi pendidikan. Adapun beberapa keuntungan dimaksud adalah seperti tersebut dibawah ini :
1.     Media teknologi pendidikan membuat pendidikan lebih produktif.
2.    Media teknologi pendidikan menunjang pengajaran individual, atau dengan kata lain memungkinkan penerapan individualisasi dalam kegiatan pengajaran. Teknologi pendidikan memungkinkan siswa untuk dapat menemukan arah diri menurut kemampuan yang ia miliki.
3.    Media teknologi pendidikan membuat kegiatan pengajaran lebih ilmiah (scientific). Teknologi pendidikan memungkinkan siswa untuk menciptakan rangkaian kerja yang sesuai dengan tujuan belajar mengajar, member kemudahan pada anak untuk mengetahui apa yang sebenarnya harus dipahami.
4.    Media teknologi dapat membuat pengajaran lebih powerfull. Kontak komunikasi antar individu yang ditunjang oleh teknologi dapat member nilai tambah (added values) dan kemampuan komunikasi tertentu.
5.    Media teknologi pendidilkan dapat membuat kegiatan belajar mengajar lebih immediate. Tekmologi pendidikan dilukiskan sebagai jembatan antara dunia luar dengan dunia dalam sekolah. Melalui televise, film dan media lainnya, kurikulum dapat digarap secara dinamis.
6.    Media teknologi pendidikan dapat membuat percepatan pendidikan lebih equal. Equal acces untuk memperkaya kegiatan pendidikan yang tidak mungkin ada tanpa sumber-sumber teknologi.
Teknologi pendidiakn memungkinkan kegiatan beajar mengajar lebih produktif, ilmiah, di individualisasikan, powerful, immediacy, sejlanan dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebenarnya guru dapat melakukan pendekatan-pendekatan teknologis dengan tidak memanfaatkan media teknologi secara langsung. Sementara orang berpendapat bahwa pengajaran dalam bentuk apapun, seperti ceramah, diskusi, seminar, karyawisata, dan sebgainya termasuk teknologi pendidikan. Menurut S, Nasution (1982)  tergantung pada ciri-ciri teknologi pendidikan sebagai berikut:
1.     Merumuskan tujuan dengan teliti dan spesifik dalam bentuk kelakuan yang diamati, sehingga dapat di ukur keberhasilan tercapainya tujuan itu.
2.    Meneliti pengetahuan, keterampilan dan sikap yang telah dimiliki anak didik (dahulu lazim disebut bahan apersepsi) sebagai dasar pelajaran baru sehingga diketahui kemajuan yang dicapai berkat proses mengajar belajar.
3.    Menganalisis bahan pelajaran yang akan disajikan dalam bagian-bagian yang dapat dipelajari secara mudah.
4.    Berdasarkan analisis bahan pelajaran menentukan:
a.    urutan mempelajari bahan itu agar tercapai hasil belajar yang optimal.
b.    Strategi yang paling tepat untuk menyampaikan atau menyajikan bahan itu.
5.    Menguji coba program itu untuk menentukan kelemahannya.
6.    Mengadakan perubahan, perbaikan atau revisi untuk meningkatkan mutu program itu.

3.    Ciri-ciri umum sistem teknologi kelas
Seperti dalam desin pengembangan kurikulum, sistem teknologi pendidikan juga mengenal komponen-komponen tujuan metode, organisasi (isindan bahan pelajaran), dan evaluasi yang dipahami oleh para pengajar. Berikut ini diuraikan komponen-komponen yang sekaligus merupakan cirri umum teknologi pendidikan dikelas :
1.     Tujuan, tujuan lebih menitik beratlan aspek-aspek behavioral atau empiris. Tujuan hasil-hasil belajar atau proses dalam bentuk-bentuk yang dapat diamatoi atau diukur. Secara tipikal, tujuan harus rinci, spesifik, dan berorientasi pada keahlian (skill oriented). Tiap Negara tentu mempunyai cirri khas dan pertimbangan tersendiri dalam merinci tujuan dan orientasinya.
2.    Metode, belajar dipandang sebagai suatu proses mereaksi terhadap stimulus-stimulus memperhatikan isyarat lebih dari sekedar seperti suatu proses transaksional, yang mungkin siswa mempengaruhi stimulus itu. Siswa diarahklan untuk memperhatikan hal-hal yang menarik, yang bermakna, dan diperkuat (reinforced) misalnya dengan member pujian bila melakukan perbuatan yang benar. Tujuan pengajaran lebih ditentukan sebelumnya ketimbang dibuat.
3.    Organisasi, ahli ilmu kurikulum teknologi biasanya lebih akrab dengan disiplin mata pelajaran seperti matematika, IPA , seni membaca dan bahasa serta bidang-bidang teknik terapan. Biasanya hanya beberapa aspek dari bidang-bidang ini diseleksi untuk perlakuan pada setiap kali bahasan. Contohnya, decimal dalam matematika diberikan dalam suatu program yang terpisah, bukan sebagai matematika pada umumnya. Tujuan-tujuan tersebut merupakan suatu basis bagi prngorganisasian pengajaran. Tujuan-tujuan itu dianalisis dari sudut syarat-syarat mutlak, setiap syarat mutlak kemudian berturut-turut dinyatakan sebagai suatu tujuan yang akan dicapai, dan tujuan yang akan dicapai ini disusun dalam suatu susunan menurut hierarkis.
4.    Evalusi, biasanya pendekatan teknologis sangat efektif untuk tugas-tugas konvensional. Murid mendapat lebih banyak teknik ini ketimbang cara lain. Pendekatan terprogram yang disusun secara padat yang meliputi umpan balik yang terus menerus dan segera kepada siswa, dikombinasikan dengan hubungan tutorial, merangsang individu unyuk maju, dan pemrograman yang agak diindividualisasikan secara positif dihubungkan dengan percepatan pencapaian siswa. Akan tetapi, di samping itu harus diingat bahwa evaluasi yang positif seperti yang bergantung pada pencapaian yang ditentukan, baik melalui skor dalam tes-tes baku maupun melalui tes-tes program spesifik yang mengajarkan aspek-aspek mata pelajaran yang professional.
Mengajar dan belajar adalah peristiwa rumit yang sampai saat ini belum dipahami secar menyeluruh. Tak ada teori mengajar yang paling cocok untuk semua jenis belajar, apalagi jika dikaitkan dengan rumusan tujuan, pemilihan bahan, proses belajar mengajar dan evaluasi. Tujuan pendidikan yang ada pada akhirnya diarahkan untuk pencapaian tujuan pendidikan nasional memerlukan kerangka pemikiran, sebab kegagalan pendidikan dalam arti mikro akan membuat kegiatan penyampaian bahahn pelajaran harus dipandang sebagai upaya pemecahan masalah secara ilmiah.
Media teknologi pendidikan mendorong dan diharapkan memberi arah kepada guru untuk melihat perbuatan mengajar sebagai upaya memecahkan masalah secara ilmiah. Materi pelajaran disajikan dalam bentuk pemecahan masalah, melalui langkah-langkah ilmiah, logis dan sistematis.














III.      PENUTUP

Kesimpulan
Dengan demikian, secara umum teknologi pendidikan diartikan sebagai media yang lahir dari evolusi teknologi komunikasi yang dapat digunakan untuk tujuan-tujuan pengajaran di samping guru, bukuu dan papan tulis.
Media pendidikan merupalkan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik. Teknologi pendidikan sebagai bagian integral dari kegiatan pendidikan memerlukan upaya manusia ( guru dan tenaga kependidikan atau sekelompok professional lainnya ) yang bersifat menyeluruh.
Seperti dalam desin pengembangan kurikulum, sistem teknologi pendidikan juga mengenal komponen-komponen tujuan metode, organisasi (isindan bahan pelajaran), dan evaluasi yang dipahami oleh para pengajar. Berikut ini diuraikan komponen-komponen yang sekaligus merupakan cirri umum teknologi pendidikan dikelas.
Media teknologi pendidikan mendorong dan diharapkan memberi arah kepada guru untuk melihat perbuatan mengajar sebagai upaya memecahkan masalah secara ilmiah. Materi pelajaran disajikan dalam bentuk pemecahan masalah, melalui langkah-langkah ilmiah, logis dan sistematis.



DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarman, Media Komunikasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 1995
Wijaya, Cece, Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran, Bandung ; Remaja Rosdakarya, 19992





Tidak ada komentar:

Posting Komentar