I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penggunaan
alat batu sangat membantu aktivitas proses belajar mengajar di kelas terutama
peningkatan prestasi belajar siswa/mahasiswa. Kadang-kadang dosen/gru ingin
memilih beban seminimal mungkin dalam pelaksanaan tugas mengajr, ini terbukti,
penggunaan metode ceramah monoton paling popular dikalangan dosen/guru. Keterbatasan
media teknologi pendidikan di satu pihak dan lemahnya kemampuan dosen/guru
menciptakan media tersebut di sisi lain memnuat penerapan metode ceramah makin
menjamur. Kondisi ini jauh dari menguntungkan. Terbatasnya alat-alat teknologi
pendidikan yang dipakai di kelas diduga merupakan salh satu sebab lemahnya mutu
studi mahasiswa atau pelajar atau masyarakat pada umumnya.
Sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, teknologi komunikasi
mengalami kemajuan yang sangat pesat untuk selanjutnya berpengaruh pada pola
komunikasi di masyarakat. Tuntutan masyarakat yang makin besar terhadap
pendidikan serta kemjuan ilmu pengetahuan dan teknologi, membuat pendidikan
tidak mungkin lagi dikelola hanya dengan melalui pola tradisional, di samping
cara ini tidak sesuai lagi dengan kebutuhan dan tuntuta masyarakat.
Revolusi
ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan masyarakat, pemahaman car belajar
anak, kemajuan media komunikasi dan lain sebagainya member arti tersendiri bagi
kegiatan pendidikan dan tuntutan ini pulalah yang membuat kebijaksanaan untuk
memanfaat kan media teknologi dan pendekatan teknologis dalan pengelolaan
pendidikan.
Media teknologi pendidikan dianggap dapat
member arti yang lebih besar dalam pencapaian tujuan pendidikan yang efektif
dan efisien akan diwujudkan. Permasalahannya sekarang, grur adalah guru dan
teknologi pendidikan adalah teknologi pendidikan, yang pada tulisan ini dikatakan
sebagai sumber pelengkap.
II. PEMBAHASAN
1.
Teknologi pendidikan
Teknologi
pendidikan bukan semacam audiovisual aids atau alat-alat semacam
computer, radio, kaset, dan sebagainya. Teknologi pendidikan menyangkut
berbagai hal perencanaan, implementasi, dan reinovasi belajar, yaitu
perencanaan desain kurikulum untuk alat belajar, perencanaan evaluasi kurikulum
sebagai alat untuk menilai tujuan dan program pengajaran,perencanaan analisis
pengalaman-pengalaman, implementasi
program dan reinovasi belajar dalam situasi yang nyata. Karena teknologi
pendidikan menyangkut segi teoritis dan praktis, maka teknologi pendidikan
bersifat rasional, mempergunakan problem solving approach terhadap pendidikan,
skeptic dan sistematis dalam cara berfikir tentang belajar-mengajar.
Istilah
teknologi pendidikan (educational technology) atau teknologi pengajaran (instructional
technology) secara umum dapat diartikan sebagai peranan teknologi,
khususnya teknologi komunikasi, untuk kegiatan pendidikan atau pengajaran. Yang
paling penting disini adalah proses integrasi antara manusia, ide, organisasi
dan peralatan. Berdasarkan asumsi terakhir ini, teknologi pendidikan dapat pula
diartikan sebagai pendekatan yang logis, sistematis dan ilmiah dalam kegiatan
pendidikan dan pengajaran.
Dengan
demikian, secara umum teknologi pendidikan diartikan sebagai media yang lahir
dari evolusi teknologi komunikasi yang dapat digunakan untuk tujuan-tujuan
pengajaran di samping guru, bukuu dan papan tulis.
Pemanfaatan
teknologi komunikasi untuk kegiatan pendidikan, teknologi pendidikan serta media pendidikan perlu dalam rangka kegiatan
belajar mengajar. Karena dengan pendekatan ilmiah, sistematis dan rasional,
sebagaimana dituntut oleh teknologi pendidikan ini pulalah, tujuan pendidikan
yang efektif dan efisien akan tercapai. Karenanya, dalam rangka penyelenggaraan
pendidikan yang efektif dan efiesien dituntut kajian (analysis) yang
sistematis, ilmiah dan rasional seperti yang dikehendaki oleh teknolpgi
pendidikan (educational technology) dan media pendidikan (educational
media ) merupakan kebutuhan mendesak, lebih-lebih di masa datang.
Upaya yang
dilakukan dalam rangka memenuhi tuntutan itu adalah dengan jalan memanfaatkan
teknologi pendidiakan atau mengelola pendidikan, khususnya proses beljar
melalui pendekatan teknologis. Teknologi pendidikan mempunyai karakteristik
tertentu yang sangat relevan bagi kepentingan pendidikan. Teknologi pendidikan
memungkinkan adanya penyebaran informasi secara luas, merata, cepat, seragam
dan integrasi, sehingga dengan demikian pesan dapat disampaikan sesuai dengan
isi yang dimaksud, teknologi pendidikan dapat menyajikan ,ateri secara logis,
ilmiah dan sistematis serta mampu melengkapi, menunjang memperjelas
konsep-konsep, prinsip-prinsip atau proposisi ,ateri pelajaran, teknologi
pendidikan menjadi partner guru falam rangka mewujudkan proses belajar
mengajar yang efektif, efisien dan produktif sesuai dengan kebutuhan dan
tuntutan anak didik, teknologi pendidikan dapat dimanfaatkan sebagai sumber
belajar, dapat menyajikan materi secara lebih menarik, lebih-lebih jika
disertai dengan kemampuan memenfaatkannya.
2.
Media pendidikan
Media
pendidikan merupalkan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh
guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik.
Teknologi pendidikan sebagai bagian integral dari kegiatan pendidikan
memerlukan upaya manusia ( guru dan tenaga kependidikan atau sekelompok
professional lainnya ) yang bersifat menyeluruh.
Upaya
pendidikan diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang bermutu secara
kuantufikatif, ini bukanlah aktivitas sederhana. Salh satu upaya yang mungkin
dilakukan adalah dengan jalan memanfaatkan teknologi pendidikan dalam rangka
efektivitas dan efisiensi manajemen pendidikan. Commission on Instructional
Technology (1972) mengidentifikasi beberapa keuntungan pemanfaatan
teknologi pendidikan. Adapun beberapa keuntungan dimaksud adalah seperti
tersebut dibawah ini :
1.
Media teknologi pendidikan membuat pendidikan
lebih produktif.
2.
Media teknologi pendidikan menunjang pengajaran
individual, atau dengan kata lain memungkinkan penerapan individualisasi dalam
kegiatan pengajaran. Teknologi pendidikan memungkinkan siswa untuk dapat
menemukan arah diri menurut kemampuan yang ia miliki.
3.
Media teknologi pendidikan membuat kegiatan
pengajaran lebih ilmiah (scientific). Teknologi pendidikan memungkinkan siswa
untuk menciptakan rangkaian kerja yang sesuai dengan tujuan belajar mengajar,
member kemudahan pada anak untuk mengetahui apa yang sebenarnya harus dipahami.
4.
Media teknologi dapat membuat pengajaran lebih powerfull.
Kontak komunikasi antar individu yang ditunjang oleh teknologi dapat member
nilai tambah (added values) dan kemampuan komunikasi tertentu.
5.
Media teknologi pendidilkan dapat membuat
kegiatan belajar mengajar lebih immediate. Tekmologi pendidikan
dilukiskan sebagai jembatan antara dunia luar dengan dunia dalam sekolah.
Melalui televise, film dan media lainnya, kurikulum dapat digarap secara
dinamis.
6.
Media teknologi pendidikan dapat membuat
percepatan pendidikan lebih equal. Equal acces untuk memperkaya kegiatan
pendidikan yang tidak mungkin ada tanpa sumber-sumber teknologi.
Teknologi
pendidiakn memungkinkan kegiatan beajar mengajar lebih produktif, ilmiah, di
individualisasikan, powerful, immediacy, sejlanan dengan tuntutan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Sebenarnya guru dapat melakukan
pendekatan-pendekatan teknologis dengan tidak memanfaatkan media teknologi
secara langsung. Sementara orang berpendapat bahwa pengajaran dalam bentuk
apapun, seperti ceramah, diskusi, seminar, karyawisata, dan sebgainya termasuk
teknologi pendidikan. Menurut S, Nasution (1982) tergantung pada ciri-ciri teknologi
pendidikan sebagai berikut:
1.
Merumuskan tujuan dengan teliti dan spesifik
dalam bentuk kelakuan yang diamati, sehingga dapat di ukur keberhasilan
tercapainya tujuan itu.
2.
Meneliti pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang telah dimiliki anak didik (dahulu lazim disebut bahan apersepsi) sebagai
dasar pelajaran baru sehingga diketahui kemajuan yang dicapai berkat proses
mengajar belajar.
3.
Menganalisis bahan pelajaran yang akan
disajikan dalam bagian-bagian yang dapat dipelajari secara mudah.
4.
Berdasarkan analisis bahan pelajaran
menentukan:
a.
urutan mempelajari bahan itu agar tercapai
hasil belajar yang optimal.
b.
Strategi yang paling tepat untuk menyampaikan
atau menyajikan bahan itu.
5.
Menguji coba program itu untuk menentukan
kelemahannya.
6.
Mengadakan perubahan, perbaikan atau revisi
untuk meningkatkan mutu program itu.
3.
Ciri-ciri umum sistem teknologi kelas
Seperti
dalam desin pengembangan kurikulum, sistem teknologi pendidikan juga mengenal
komponen-komponen tujuan metode, organisasi (isindan bahan pelajaran), dan
evaluasi yang dipahami oleh para pengajar. Berikut ini diuraikan
komponen-komponen yang sekaligus merupakan cirri umum teknologi pendidikan
dikelas :
1.
Tujuan, tujuan lebih menitik beratlan
aspek-aspek behavioral atau empiris. Tujuan hasil-hasil belajar atau proses
dalam bentuk-bentuk yang dapat diamatoi atau diukur. Secara tipikal, tujuan
harus rinci, spesifik, dan berorientasi pada keahlian (skill oriented). Tiap
Negara tentu mempunyai cirri khas dan pertimbangan tersendiri dalam merinci
tujuan dan orientasinya.
2.
Metode, belajar dipandang sebagai suatu proses
mereaksi terhadap stimulus-stimulus memperhatikan isyarat lebih dari sekedar
seperti suatu proses transaksional, yang mungkin siswa mempengaruhi stimulus
itu. Siswa diarahklan untuk memperhatikan hal-hal yang menarik, yang bermakna,
dan diperkuat (reinforced) misalnya dengan member pujian bila melakukan
perbuatan yang benar. Tujuan pengajaran lebih ditentukan sebelumnya ketimbang
dibuat.
3.
Organisasi, ahli ilmu kurikulum teknologi
biasanya lebih akrab dengan disiplin mata pelajaran seperti matematika, IPA ,
seni membaca dan bahasa serta bidang-bidang teknik terapan. Biasanya hanya
beberapa aspek dari bidang-bidang ini diseleksi untuk perlakuan pada setiap
kali bahasan. Contohnya, decimal dalam matematika diberikan dalam suatu program
yang terpisah, bukan sebagai matematika pada umumnya. Tujuan-tujuan tersebut
merupakan suatu basis bagi prngorganisasian pengajaran. Tujuan-tujuan itu
dianalisis dari sudut syarat-syarat mutlak, setiap syarat mutlak kemudian
berturut-turut dinyatakan sebagai suatu tujuan yang akan dicapai, dan tujuan
yang akan dicapai ini disusun dalam suatu susunan menurut hierarkis.
4.
Evalusi, biasanya pendekatan teknologis sangat
efektif untuk tugas-tugas konvensional. Murid mendapat lebih banyak teknik ini
ketimbang cara lain. Pendekatan terprogram yang disusun secara padat yang
meliputi umpan balik yang terus menerus dan segera kepada siswa, dikombinasikan
dengan hubungan tutorial, merangsang individu unyuk maju, dan pemrograman yang
agak diindividualisasikan secara positif dihubungkan dengan percepatan
pencapaian siswa. Akan tetapi, di samping itu harus diingat bahwa evaluasi yang
positif seperti yang bergantung pada pencapaian yang ditentukan, baik melalui
skor dalam tes-tes baku maupun melalui tes-tes program spesifik yang
mengajarkan aspek-aspek mata pelajaran yang professional.
Mengajar
dan belajar adalah peristiwa rumit yang sampai saat ini belum dipahami secar
menyeluruh. Tak ada teori mengajar yang paling cocok untuk semua jenis belajar,
apalagi jika dikaitkan dengan rumusan tujuan, pemilihan bahan, proses belajar
mengajar dan evaluasi. Tujuan pendidikan yang ada pada akhirnya diarahkan untuk
pencapaian tujuan pendidikan nasional memerlukan kerangka pemikiran, sebab
kegagalan pendidikan dalam arti mikro akan membuat kegiatan penyampaian bahahn
pelajaran harus dipandang sebagai upaya pemecahan masalah secara ilmiah.
Media teknologi
pendidikan mendorong dan diharapkan memberi arah kepada guru untuk melihat
perbuatan mengajar sebagai upaya memecahkan masalah secara ilmiah. Materi
pelajaran disajikan dalam bentuk pemecahan masalah, melalui langkah-langkah
ilmiah, logis dan sistematis.
III. PENUTUP
Kesimpulan
Dengan
demikian, secara umum teknologi pendidikan diartikan sebagai media yang lahir
dari evolusi teknologi komunikasi yang dapat digunakan untuk tujuan-tujuan
pengajaran di samping guru, bukuu dan papan tulis.
Media
pendidikan merupalkan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh
guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik.
Teknologi pendidikan sebagai bagian integral dari kegiatan pendidikan
memerlukan upaya manusia ( guru dan tenaga kependidikan atau sekelompok
professional lainnya ) yang bersifat menyeluruh.
Seperti
dalam desin pengembangan kurikulum, sistem teknologi pendidikan juga mengenal
komponen-komponen tujuan metode, organisasi (isindan bahan pelajaran), dan
evaluasi yang dipahami oleh para pengajar. Berikut ini diuraikan
komponen-komponen yang sekaligus merupakan cirri umum teknologi pendidikan
dikelas.
Media
teknologi pendidikan mendorong dan diharapkan memberi arah kepada guru untuk
melihat perbuatan mengajar sebagai upaya memecahkan masalah secara ilmiah.
Materi pelajaran disajikan dalam bentuk pemecahan masalah, melalui
langkah-langkah ilmiah, logis dan sistematis.
DAFTAR
PUSTAKA
Danim, Sudarman, Media Komunikasi
Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 1995
Wijaya,
Cece, Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran, Bandung ;
Remaja Rosdakarya, 19992
Tidak ada komentar:
Posting Komentar